Posted in Sekolah Kewirausahaan SMAN 71 Jakarta #2017

# Cerita level 2 : Pengembangan Kewirausahaan pada Kurikulum Sekolah

21st-century-curriculum quotes--21 Century Quotes from Justin Crawford-

Kurikulum, Menurut UU RI no.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Ada beberapa prinsip yang dijadikan sebagai acuan agar kurikulum yang dihasilkan memenuhi harapan stakeholders pendidikan yang meliputi siswa, pihak sekolah, orangtua, masyarakat pengguna lulusan dan pemerintah. Prinsip-prinsip tersebut adalah :

  • Prinsip berorientasi pada tujuan

Prinsip dasar menegaskan bahwa tujuan atau kompetensi merupakan arah bagi pengembangan komponen – komponen lainnya dalam pengembangan kurikulum. Tujuan kurikulum / kompetensi yang diharapkan harus jelas dan dapat dipahami oleh para pelaksana kurikulum serta dijabarkan menjadi tujuan – tujuan yang lebih spesifik dan operasional. Tujuan kurikulum juga harus komprehensif yakni meliputi berbagai aspek domain tujuan / kompetensi yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

  • Prinsip relevansi

Kurikulum dipandang relevan bila hasil yang diperoleh dari kurikulum berguna atau fungsional bagi kehidupan.

  • Prinsip efektivitas dan efisiensi

Efektivitas dalam suatu kurikulum berkenaan dengan seberapa jauh hal yang direncanakan atau diinginkan dapat dilaksanakan atau dicapai. Efektivitas dan efesiensi dalam kurikulum dapat terjadi jika kurikulum mampu mengusahakan agar kegiatan pembelajaran membuahkan hasil serta dilaksanakan dengan waktu, biaya dan sumber lain secara cermat dan tepat sehingga dapat memenuhi harapan pembelajaran.

  • Kontinuitas

Yaitu saling berhubungan antara berbagai tingkat. Artinya kurikulum mengusahakan agar setiap kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang berkesinambungan dengan kegiatan pembelajaran lainnya baik secara vertikal maupun horizontal.

  • Fleksibilitas

Yaitu memberi sedikit kebebasan dan kelonggaran dalam melakukan atau mengambil suatu keputusan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana kurikulum. Maksudnya, kurikulum mengusahakan agar kegiatan pembelajaran bersifat luas, dan disesuaikan dengan kondisi setempat.

  • Prinsip integrasi

Prinsip ini menekankan bahwa kurikulum harus dirancang untuk mampu mengembangkan manusia yang utuh dan pribadi yang terintegrasi, yaitu manusia yang mampu selaras dengan kehidupan disekitarnya. Inilah sebabnya, kurikulum harus dapat mengembangkan berbagai kecakapan hidup.

Berdasarkan prinsip di atas maka kurikulum sejatinya harus dinamis, berkembang mengikuti perkembangan zaman. Pengembangan kurikulum harus mampu menjawab kemajuan ilmu tekhnologi, memenuhi kebutuhan yang ada dalam masyarakat, meningkatkan kemajuan peradaban masyarakat, dan memenuhi kebutuhan peserta didik.

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan suatu kurikulum tersebut perlu dirubah adalah sebagai berikut :

  1. Adanya perkembangan dan perubahan bangsa yang satu dengan yang lain.
  2. Industri dan produksi
  3. Orientasi politik dan praktek kenegaraan
  4. Pandangan kalangan intelektual yang berubah
  5. Pemikiran baru mengenai proses belajar mengajar
  6. Eksploitasi ilmu pengetahuan
  7. Perubahan dalam masyarakat

Proses pengembangan kurikulum, yang berkesinambungan ini, harus di lakukan dengan baik, teliti serta mempertimbangkan faktor -faktor pendukung dan penghambatnya karena apabila perubahan kurikulum tidak mengarah kepada tujuan maka akan mengakibatkan kekacauan.

Kurikulum 2013 sekarang ini telah mengalami revisi terbaru di tahun 2017. Sebenarnya, revisi K13 Tahun 2017 tidak terlalu signifikan. Perubahan di fokuskan untuk meningkatkan hubungan atau keterkaitan antara kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD).

Sedangkan dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) K13 revisi 2017, yang dibuat harus muncul empat macam hal yaitu; PPK, Literasi, 4C, dan HOTS sehingga perlu kreativitas guru dalam meramunya.

Berikut resume revisi Kurikulum 2013 tahun 2017 yang saya kutip dari http://www.pediapendidikan.com/2017/05/rpp-k13-revisi-2017.html :

  1. Mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didalam pembelajaran. Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.
  2. Mengintegrasikan literasi; keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Creative, Critical thinking, Communicative, dan Collaborative);
  3. Mengintegrasikan HOTS (Higher Order Thinking Skill).

Gerakan PPK perlu mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan sekaligus menyelaraskan berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan sampai sekarang.

Pengintegrasian dapat berupa :

  • Pemaduan kegiatan kelas, luar kelas di sekolah, dan luar sekolah (masyarakat/komunitas);
  • Pemaduan kegiatan intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler;
  • Pelibatan secara serempak warga sekolah, keluarga, dan masyarakat;

Perdalaman dan perluasan dapat berupa:

  • Penambahan dan pengintensifan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan karakter siswa,
  • Penambahan dan penajaman kegiatan belajar siswa, dan pengaturan ulang waktu belajar siswa di sekolah atau luar sekolah;
  • Penyelerasan dapat berupa penyesuaian tugas pokok guru, Manajemen Berbasis Sekolah, dan fungsi Komite Sekolah dengan kebutuhan Gerakan PPK.

Sementara Pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Literasi dapat dijabarkan menjadi ;

  1. Literasi Dini (Early Literacy),
  2. Literasi Dasar (Basic Literacy),
  3. Literasi Perpustakaan (Library Literacy),
  4. Literasi Media (Media Literacy),
  5. Literasi Teknologi (Technology Literacy),
  6. Literasi Visual (Visual Literacy).

Keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation). Inilah yang sesungguhnya ingin kita tuju dengan K-13, bukan sekadar transfer materi. Tetapi pembentukan 4C. Beberapa pakar menjelaskan pentingnya penguasaan 4C sebagai sarana meraih kesuksesan, khususnya di Abad 21, abad di mana dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis. Penguasaan keterampilan abad 21 sangat penting. 4 C adalah jenis softskill yang pada implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat ketimbang sekadar pengusaan hardskill.

Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu ; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta/informasi ; dan mengkreasi merupakan kemampuan berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide.

Maka tidak mungkin lagi menggunakan model/metode/strategi/pendekatan yang berpusat kepada guru, namun kita perlu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran (Active Learning). Khusus untuk PPK merupakan program yang rencananya akan disesuaikan dengan 5 hari belajar atau 8 jam sehari sedangkan untuk 2 hari merupakan pendidikan keluarga.

Landasan umum pelaksanaan kurikulum K13 Revisi 2017 dapat dilihat di :

1.1. Dinamika Perkembangan Kur-2013_2017

1.2. Penguatan Pendidikan Karakter Kur-13 Dr. Arie Budhiman, M.SI_2017

1.3. Penerapan Literasi Dalam Pembelajaran

Setelah kita membaca sedikit pengantar tentang pengembangan kurikulum, pembahasan selanjutnya adalah mengenai RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

blackboard_le

RPP adalah satu keharusan bagi semua guru. Kenapa? karena RPP membantu guru merencanakan pembelajaran sesuai dengan standar kurikulum dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Evaluasi RPP secara berkala oleh guru akan membuat guru tersebut memahami kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran yang dilakukannya sehingga Ia dapat terus belajar dan bereksplorasi untuk menemukan metode terbaik dalam pembelajarannya. Sebuah RPP harusnya membantu seorang guru menjadi produktif.

productivity

Faktanya, ada beberapa guru kesulitan membuat RPP, dan ada pula yang mengalami  membuat RPP tapi tidak terpakai. Memang terkadang apa yang dibutuhkan peserta didik justru tidak ada hubungannya dengan rencana yang kita buat. Namun, justru di situ tantangannya.

your student need most

Ketika seorang guru mendapat kejutan, karena apa yang dialami di kelas ternyata tidak seperti yang dituliskan dalam RPP, maka situasi tersebut seyogyanya menstimulus guru untuk makin tertantang belajar dan bereksplorasi.

Seorang guru yang cinta mengajar, dan menyayangi siswanya dengan sepenuh hati akan terus berusaha menemukan cara agar pembelajaran yang dilakukannya selalu bermakna. Para guru yang menginspirasi ini akan selalu punya tempat di hati siswanya.

Berikut beberapa tips membuat RPP :

Lesson-Plans-tips

Kadang kita merasa membuat RPP itu sulit justru karena kita terlalu rumit memikirkan formatnya. Padahal tujuan perumusan format-format, yang dilakukan beberapa tim guru melalui forum MGMP, adalah untuk mempermudah penyusunan RPP  oleh guru. Sederhananya, penyusunan RPP bisa kita mulai dari pertanyaan-pertanyan yang mendasar seperti :

  1. Apa tujuan pembelajaran hari ini ? (manfaat pembelajaran bagi siswa)
  2. Berapa waktu tatap muka yang saya punya hari ini? (alokasi waktu sesuai program pembelajaran)
  3. Bagaimana membuat siswa bisa mendapat makna pembelajaran hari ini dengan mudah? (Pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran yang dipakai)
  4. Referensi apa saja yang harus saya punya? (sumber materi)
  5. Media belajar apa yang akan saya pakai? (alat bantu pembelajaran)
  6. Rundown nya bagaimana? (kegiatan pendahuluan-inti-penutup)
  7. Bagaimana cara mengevaluasi pembelajaran hari ini? (sistem penilaian, refleksi pembelajaran)
  8. Apa follow up pembelajaran untuk siswa? (penugasan selanjutnya)

Sekali lagi, penyusunan RPP bisa jadi menyenangkan kalau kita membayangkan diri kita sebagai peserta didik. Jika kita jadi siswa, dengan cara apa kita bisa lebih mudah memahami materi yang diajarkan? apa korelasinya ilmu yang dipelajari dengan fakta aktual di sekitar kita? apa manfaat mempelajari ilmu ini untuk kita?

Ketika seorang guru mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan rancangan aktivitas pembelajaran yang tepat maka Ia sedang merencanakan sebuah proses pembelajaran yang bermakna.

Terkait dengan pengembangan kewirausahaan pada kurikulum sekolah yang kami lakukan dalam program sekolah kewirausahaan, output yang kami produksi adalah  RPP berbasis keterampilan abad 21 (4C). Adapun beberapa hal utama yang kami perhatikan dalam proses penyusunannya adalah :

  1. Apa kebutuhan masyarakat dunia di abad 21?
  2. Bagaimana karakter siswa yang kami hadapi, yang notabene termasuk generasi Z?
  3. Strategi dan metode apa yang paling efektif untuk membangun karakter wirausaha berbasis keterampilan abad 21 pada siswa?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah pengantar kami dalam mengeksplorasi informasi terkait wirausaha abad 21 dan juga menjadi alasan kami untuk berkolaborasi dengan banyak pihak yang terintegrasi sebelum membuat rancangan program pembelajaran yang tepat bagi siswa kami.

Dalam materi pelajaran PKWU tingkat SMA, ada 4 aspek yang bisa dipilih yaitu : Kerajinan, Pengolahan, Budidaya, dan Rekayasa. Adapun aspek yang kami pilih dalam program Sekolah Kewirausahaan kali ini hanya 2 ; Pengolahan makanan awetan dalam kemasan, dan Kerajinan berdasarkan inspirasi budaya lokal non benda berbahan dasar akrilik. Sebagian besar siswa kelas X MIPA memilih aspek kerajinan, sementara siswa kelas X IPS memilih aspek pengolahan.

Kolaborasi dengan guru mata pelajaran yang terintegrasi dengan pelajaran PKWU, seperti fisika, biologi, kimia, ekonomi, dan seni budaya, tentu menjadi keharusan karena kita menginginkan output kegiatan pembelajaran menjadi otentik dan bermanfaat. Oleh karena itu, tak jarang kami saling berdiskusi lintas mapel disela-sela waktu mengajar untuk mendapatkan inspirasi rancangan pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa sekaligus mampu menjawab kebutuhan zaman.

Salah satu contoh cuplikan RPP mapel PKWU yang kami susun bisa dilihat di :

RPP Pengolahan KD 3 1

Berikut dokumentasi koordinasi pembuatan RPP, buku rujukan, dan penampakan RPP yang kami buat :

Demikian lah cerita Sekolah Kewirausahaan SMAN 71 #2017 – Level 2, yang bisa kami sampaikan, semoga bermanfaat.

Di akhir cerita, kami titipkan sebuah quotes penutup :

Orang-orang HEBAT di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu INSPIRASI.

SELAMAT MENJADI GURU YANG MENGINSPIRASI, KARENA SESUNGGUHNYA GURU ADALAH KURIKULUM YANG TERSEMBUNYI !!

#sekolahkewirausahaan71 #jurnalkewirausahaan2017 #thenextentrepreneur

 

Referensi :

http://yuliernawati07.blogs.uny.ac.id/2015/10/15/alasan-alasan-perlunya-pengembangan-kurikulum/

http://inservice.ascd.org/plan-and-prepare-four-lesson-planning-tips-to-improve-student-achievement/

Author:

# Economics Teacher at SMAN 71 Jakarta, # Single Mom of 4 children, # Interest in reading and writing

One thought on “# Cerita level 2 : Pengembangan Kewirausahaan pada Kurikulum Sekolah

Leave a comment